Sabtu, 31 Mei 2008

Mengganti HDD demi menginstall Leopard

Setelah menggunakan MacBook Black Core2 Duo 2,16GHz sekitar setahun lebih, sudah saatnya menambah ruang kerja baru di sini. Setelah sebelumnya menambah kapasitas daya ingat dari 2x512 MB menjadi 2x1024MB pada saat satu minggu setelah pembelian, ruang kerja dirasa lebih dibutuhkan untuk mencicipi Leopard inih.

Setelah berjuang mencari harddisk mobile kapasitas tertinggi (pada saat ini, masih 500GB 7200rpm dengan cache 32MB), ternyata Jakarta (lebih tepatnya Komplek Pertokoan Ratu Plaza) tidak memiliki apa yang saya butuhkan. Jadi mau tidak mau, pilihan jatuh pada Hitachi HTS543232L9A300 dengan kapasitas 320GB 5400rpm SATA2 3GB/s cache 8MB. Jauh ya? Antara keinginan dengan kebutuhan ketersediaan di pasar..

Sebelum membeli harddisk ini, mempelajari bagaimana cara mengganti harddisk MacBook adalah hal yang lebih menantang :) Googling sana sini, link yang memang menarik ada di sini: http://www.ifixit.com/Guide/Mac/MacBook-Core-2-Duo/Hard-Drive-Replacement/116/5/Page-1

Sialnya, lupa membeli kunci L yang Torx. Di mobil untungnya ada kunci L Torx, tapi cuma ukuran 10, padahal yang dibutuhkan nomor 8. Modal nekat, sedikit dipaksakan akhirnya bisa juga mengganti harddisk bawaannya MacBook.

Lanjutkan dengan menginstall Leopard Single User. Installer ini dibeli dengan harga Rp1,1 juta, seratus ribu lebih murah dibandingkan dengan toko lain disekitarnya :) hehehehe... Installasi, relatif lebih mudah ketimbang menginstall Wind*ws apapun... Kurang dari 30menit, semuanya sudah siap.

Taappiiiiiii....

yang membuat sedikit menggunakan otak pada saat penginstallan Leopard ini, adalah bagaimana menentukan jumlah partisi dan berapa besaran tiap-tiap partisi. Tadinya, keinginan membeli harddisk dengan kapasitas yang lumayan besar adalah untuk menginstall dua OS, Leopard dan Vista, dan kemudian masing-masing OS memiliki Partisi untuk menyimpan data. Jadi komposisi yang diinginkan adalah 4 partisi dengan
1. 60GB (Leopard)
2. 100GB (Repository Leopard)
3. 100GB (Repository Vista)
4. 30GB (Vista)

Pertama-tama, install dahulu Leopardnya. Tapi jangan langsung maen next, next aja. Ini bukan Windows :P hehehehe.. Untuk membuat partisi, gunakan menu yang di toolbar di atas. Gunakan tools Disk Utility. Nah, di tools ini silakan membaginya sesuai dengan keinginan.

Tapi ingat, untuk membuat Leopard bisa hidup berdampingan dengan Vista 32-bit di MacBook, ada beberapa syarat yang harus comply. Saya bilang di MacBook lho ya, bukan di Mac Pro. Dalam satu MacBook yang notabenenya cuma punya satu HDD, terpaksa hanya bisa punya maksimal 4 partisi di HDD tersebut. Jika lebih dari 4 partisi, maka Vista 32-bit tersebut tidak dapat booting. Mungkin karena teknologinya Microsoft yang masih digunakan teknologi lama. Bagi beberapa praktisi yang sudah sering memformat HDD untuk Windows, HDD yang bisa terbaca hanyalah HDD yang memiliki maksimal 4 primary partition (bukan extended partition lho ya..)

Nah, untuk Leopard ini saja, kalaupun melalui tools dari Disk Utility dan tidak membuat partisi lain (artinya, hanya ada satu partisi yang terlihat menggunakan Disk Utility), secara otomatis terdapat partisi yang bernama EFI. Jangan coba-coba dihapus atau terhapus ya partisi ini, jika tidak ingin repot :D

Untuk melihat berapa jumlah partisinya, gunakan perintah
:~ diskutil list
pada Terminal.

Instalasi Leopard sih cuma 20-an menit, yang lama nginstall Vistanya nih. Hati-hati juga menginstall Vista. Kalau cuma mengandalkan tombol Next, Next, Next saja sih, Insya Allah partisi Anda jadi tinggal satu lagi, yaitu cuma partisinya si Vista :)

Jika sudah selesai menginstall Vista, lakukan login kembali ke Leopard. Ini berguna untuk memastikan bahwa Leopard dan Vista bisa hidup berdampingan. Hasil akhir konfigurasi partisi di MacBook saya adalah:
/dev/disk0
#: TYPE NAME SIZE IDENTIFIER
0: GUID_partition_scheme *298.1 Gi disk0
1: EFI 200.0 Mi disk0s1
2: Apple_HFS Leopard 160.0 Gi disk0s2
3: Apple_HFS Repository 77.8 Gi disk0s3
4: Microsoft Basic Data VistaBusiness 59.9 Gi disk0s4



Dengan konfigurasi seperti yang disebutkan di atas, akhirnya Leopard dan Vistapun bisa hidup berdampingan... Capek sih mencari konfigurasi yang bisa berjalan sampai bisa menemukan konfigurasi tadi. Bisa semalam suntuk (*kayak wayang aja ya*)